Mungkin diantara anda, ada yang belum tahu sejak kapan bentuk obat nyamuk itu melingkar saperti saat ini. Inilah sejarah singkatnya. Meski berbagai jenis obat nyamuk terus dikembangkan, obat nyamuk bakar masih saja bertahan dengan penampilannya yang legendaris. Bentuk spiral pada obat nyamuk paling merakyat itu tidak berubah sejak tahun 1902.
Obat nyamuk bakar atau mosquito coil merupakan dupa dibuat dari bahan pyrethrum yakni serbuk hasil pengeringan bunga Chrysanthenum. Namun saat ini bahan itu digantikan oleh pyrethoid, yakni produk sitesis atau tiruan dari pyrethrum.
Dalam bentuk serbuk, penggunaan pyrethrum sebagai pengusir serangga sudah dikenal di Persia sejak tahun 400 SM dan mulai masuk ke AS dan Eropa pada abad ke-19. Bentuk batangan yang mudah digunakan baru dikembangkan mulai tahun 1890-an oleh seorang pengusaha asal Jepang, Eiichiro Ueyama.
Pyrethrum dicampur serbuk gergaji dan pati sehingga membentuk pasta agar bisa dipadatkan. Karena kebetulan Eichiro juga seorang pengusaha jeruk mandarin, ia menambahkan kulit jeruk yang dikeringkan dalam campuran tersebut agar lebih ampuh mengusir nyamuk.
Dibandingkan bentuk serbuk yang harus dibakar dengan tungku, obat nyamuk buatan Eiichiro sudah lebih mudah digunakan. Namun karena pendek dan tipis, dupa tersebut cepat habis saat dibakar dan asapnya hanya sedikit sehingga harus dibakar 3-4 batang sekaligus agar efektif mengusir nyamuk.
Gagasan untuk membuat bentuk yang lebih tebal dan panjang muncul atas saran Yuki, istri Eiichiro pada tahun 1895. Namun Eiichiro kesulitan untuk memenuhinya, sebab dupa yang panjang tentunya tidak praktis karena akan memakan tempat.
Butuh waktu 7 tahun untuk menemukan bentuk sesuai yang diharapkan. Baru akhirnya pada tahun 1902, ia mulai menemukan ide untuk membuat dupa itu dalam bentuk yang panjang namun tidak memakan tempat yakni coil atau melingkar.
Meski awalnya menggunakan cetakan, bentuk spiral itu juga sempat dibuat dengan melengkungkannya secara manual. Di Jepang, cara manual itu masih bertahan hingga tahun 1957 saat ditemukannya mesin pencetak yang bisa memproduksi obat nyamuk dengan skala industri.
PERKEBANGAN OBAT NYAMUK....
Obat nyamuk sekarang ini telah banyak mengalami revolusi, ya sejalan dengan perkembangan zaman yang telah maju maka obat nyamuk pun semakin enak dan mudah digunakan…lets cekedaut! Kalau dulu sekali obat nyamuk itu terkenal dengan obat nyamuk bakar yaitu obat nyamuk yang melingkar-lingkar yang cara penggunaannya dengan cara dibakar. Tapi obat nyamuk seperti ini kadang kurang efektif dan asap yang dikeluarkan banyak yang alergi ataupun tidak menyukainya maka dari itu muncullah obat nyamuk cair yang cara penggunaannya memkai semprotan. Obat nyamuk cair di masukkan di dalam semprotan sesudah itu obat nyamuk cair bisa di semprotkan ke tempat nyamuk2 berada, namun obat nyamuk cair juga tidak disukai terlalu banyak orang waluapun cara satu ini efektif menghilangkan nyamuk namun bau yang dihasilkan obat nyamuk cair sangat tidak enak!
Karna kurang kuasnya konsumen dengan obat nyamuk cair maka di munculkanlah obat nyamuk elektrik. Obat nyamuk satu ini menggunakan suatu alat yang dinamai mat, mat ini dimasukkan di suatu alat khusus yang memang di gunakan untuk obat nyamuk elektrik. Menggunakan obat nyamuk elektrik ini sangat efektif dan tidak menimbulkan bau tidak enak, namun masih saja ada kekurangan dari obat nyamuk elektrik yaitu adalah obat nyamuk satu ini tidak bisa dibawa kemana-mana dan tidak efisien!
Dari itu semua muncullah obat nyamuk lotion yang bisa dibawa kemana-mana karna obat ini cara pemakaiannya sangat mudah, obat nyamuk lotion tinggal di oleskan di bagian tubuh kita. Tidak di situ saja kelebihan dari obat nyamuk lotion, obat nyamuk satu ini wangi dan wewangian yang di sajikan pun bermacam-macam. Dan baru2 ini dimunculkannya juga obat nyamuk semprot yang bisa di semprotkan dibadan!
Yup itulah perkembangan dari obat – obat nyamuk sekarang ini
EFEKNYA...?????
Gara-gara tak ingin si kecil terganggu tidurnya, biasanya kita menggunakan obat nyamuk. Entah yang dalam bentuk semprot, bakar, oles, ataupun elektrik. “Pada prinsipnya, semua obat nyamuk memiliki khasiat sama, untuk membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya cuma dalam kemasan dan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya,” ujar dr H Bambang Supriyatno SpA dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Akan tetapi, tahukah para ibu dan ayah bahwa obat nyamuk bisa menjadi “ancaman” buat kita? Apalagi jika si kecil termasuk anak yang peka atau sensitif.
Aneka Resiko
Mengapa obat nyamuk berbahaya buat manusia? Sebab obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Memang, seperti dijelaskan Bambang Supriyatno, tak semua bahan aktif tadi murni. Artinya, ada zat tambahannya. “Entah itu pewarna, pengawet, ataupun pewangi. Jadi, seperti ingredients dalam makanan. Campuran bahan tambahan tadi untuk memberikan wewangian tertentu karena umumnya bahan aktif berbau kurang sedap. “Nah, asal tahu saja, bahan-bahan tambahan ini pun berdampak pula pada kesehatan. Jadi, berlipatgandalah dampak buruk si obat nyamuk ini.”
Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk. “Pada obat nyamuk bakar, semprot, dan elektrik lebih cenderung untuk membunuh nyamuk, sedangkan pada obat nyamuk oles lebih pada pencegahannya, yaitu mengusir nyamuk,” jelas Bambang.
Kendati mengeluarkan zat racun yang sama, dosis tiap-tiap obat nyamuk berbeda satu sama lain. Ditilik dari segi konsentrasi atau komposisi, bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksid sampai yang lebih toksid.
Yang jelas, semua itu tergantung dari kadar konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk semprot mungkin sedikit, tetapi kalau disemprotkan berulang kali tentu kadarnya akan bertambah banyak. Obat nyamuk yang memiliki kadar demikian mungkin bisa mematikan nyamuk dengan cepat, tetapi membahayakan kesehatan manusia.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar karena secara langsung mengeluarkan asap yang dapat terhirup. Sementara obat nyamuk semprot berbentuk cair memiliki konsentrasi berbeda karena cairan yang dikeluarkan akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap, tetapi dengan daya elektrik.
Dengan demikian, makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu kenyamanan manusia.
Batuk jadi Pertanda
Bayi dan anak balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena organ-organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik, refleks batuknya pun belum baik, dan sebagainya. Bahkan, bisa lebih berbahaya lagi pada anak yang alergi dan punya bakat asma.
“Bahan aktif dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan maupun kulit, ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Nah, organ mana yang sensitif, maka itulah yang akan terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan, maka yang paling berperan sekali adalah pernafasan. Sementara kalau lewat kulit sangat tergantung pada daya sensitivitas atau kepekaan kulit anaknya,” jelas Bambang.
Jadi, gangguan-gangguan pada organ tubuh bisa saja terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol sehingga dipakai dalam dosis yang berlebihan.
Anak yang punya alergi akan lebih menunjukkan reaksi, terutama pada saluran nafasnya. Ia akan lebih mudah batuk. Hal ini terjadi karena adanya gangguan mekanisme pertahanan saluran nafas, yang diakibatkan bahan aktif yang terhirup.
Reaksi yang terjadi bisa cepat, bisa juga lambat. Pada anak yang sensitif organ pernafasannya, reaksinya bisa saat itu juga atau timbul dalam beberapa menit. Begitu terhirup bau obat nyamuk, ia langsung batuk-batuk. Namun, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk. Obat nyamuk bisa juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat pada anak yang memiliki bakat asma.
Lain lagi jika terjadi pada anak yang memiliki kulit sensitif. Jika terkena bahan-bahan yang terkandung dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya, kulitnya akan kemerahan. Dan, ketika digaruk akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.
EFEKNYA...?????
Efek Obat Nyamuk
Maunya, sih, biar si kecil bisa tidur nyenyak tanpa gangguan nyamuk. Akan tetapi, hati-hati lho, ia masih rentan terhadap zat racun yang ditimbulkan obat nyamuk.Gara-gara tak ingin si kecil terganggu tidurnya, biasanya kita menggunakan obat nyamuk. Entah yang dalam bentuk semprot, bakar, oles, ataupun elektrik. “Pada prinsipnya, semua obat nyamuk memiliki khasiat sama, untuk membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya cuma dalam kemasan dan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya,” ujar dr H Bambang Supriyatno SpA dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Akan tetapi, tahukah para ibu dan ayah bahwa obat nyamuk bisa menjadi “ancaman” buat kita? Apalagi jika si kecil termasuk anak yang peka atau sensitif.
Aneka Resiko
Mengapa obat nyamuk berbahaya buat manusia? Sebab obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Memang, seperti dijelaskan Bambang Supriyatno, tak semua bahan aktif tadi murni. Artinya, ada zat tambahannya. “Entah itu pewarna, pengawet, ataupun pewangi. Jadi, seperti ingredients dalam makanan. Campuran bahan tambahan tadi untuk memberikan wewangian tertentu karena umumnya bahan aktif berbau kurang sedap. “Nah, asal tahu saja, bahan-bahan tambahan ini pun berdampak pula pada kesehatan. Jadi, berlipatgandalah dampak buruk si obat nyamuk ini.”
Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk. “Pada obat nyamuk bakar, semprot, dan elektrik lebih cenderung untuk membunuh nyamuk, sedangkan pada obat nyamuk oles lebih pada pencegahannya, yaitu mengusir nyamuk,” jelas Bambang.
Kendati mengeluarkan zat racun yang sama, dosis tiap-tiap obat nyamuk berbeda satu sama lain. Ditilik dari segi konsentrasi atau komposisi, bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksid sampai yang lebih toksid.
Yang jelas, semua itu tergantung dari kadar konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk semprot mungkin sedikit, tetapi kalau disemprotkan berulang kali tentu kadarnya akan bertambah banyak. Obat nyamuk yang memiliki kadar demikian mungkin bisa mematikan nyamuk dengan cepat, tetapi membahayakan kesehatan manusia.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar karena secara langsung mengeluarkan asap yang dapat terhirup. Sementara obat nyamuk semprot berbentuk cair memiliki konsentrasi berbeda karena cairan yang dikeluarkan akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap, tetapi dengan daya elektrik.
Dengan demikian, makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu kenyamanan manusia.
Batuk jadi Pertanda
Bayi dan anak balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena organ-organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik, refleks batuknya pun belum baik, dan sebagainya. Bahkan, bisa lebih berbahaya lagi pada anak yang alergi dan punya bakat asma.
“Bahan aktif dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan maupun kulit, ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Nah, organ mana yang sensitif, maka itulah yang akan terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan, maka yang paling berperan sekali adalah pernafasan. Sementara kalau lewat kulit sangat tergantung pada daya sensitivitas atau kepekaan kulit anaknya,” jelas Bambang.
Jadi, gangguan-gangguan pada organ tubuh bisa saja terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol sehingga dipakai dalam dosis yang berlebihan.
Anak yang punya alergi akan lebih menunjukkan reaksi, terutama pada saluran nafasnya. Ia akan lebih mudah batuk. Hal ini terjadi karena adanya gangguan mekanisme pertahanan saluran nafas, yang diakibatkan bahan aktif yang terhirup.
Reaksi yang terjadi bisa cepat, bisa juga lambat. Pada anak yang sensitif organ pernafasannya, reaksinya bisa saat itu juga atau timbul dalam beberapa menit. Begitu terhirup bau obat nyamuk, ia langsung batuk-batuk. Namun, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk. Obat nyamuk bisa juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat pada anak yang memiliki bakat asma.
Lain lagi jika terjadi pada anak yang memiliki kulit sensitif. Jika terkena bahan-bahan yang terkandung dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya, kulitnya akan kemerahan. Dan, ketika digaruk akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar